Thursday, 28 May 2015
macam-macam kompas dan cara penggunaannya
Kompas yang digunakan untuk navigasi :
1. Kompas Lensa
1. Kompas Lensa
Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya.
Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.
Kelebihan dari lensa ini adalah:
+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.
+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.
Kekurangannya adalah
+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.
+
Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran
besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas
dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.
2. Kompas Silva
Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan.
Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin.
Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.
Kelebihannya adalah :
+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan
+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).
+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.
+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.
+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).
Kekurangannya adalah
+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.
+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.
3. Kompas Prisma
Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait.
Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.
Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.
Kelebihannya adalah
+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.
+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.
+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.
Kekurangannya adalah
+ Terbuat dari logam sehingga berat.
Sebelum Menggunakan KOMPAS
1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM-nya (misal 0° 00′ 00″).
Plot
salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga
terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50′.
+
Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan
tersebut dan’ titik Tnangulasi juga harus sebesar 50′.
(Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).
(Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).
2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°).
Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400,
maka di lapangan kita harus menghitung lagi.
Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400,
maka di lapangan kita harus menghitung lagi.
ORIENTASI
· Putar
peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r
peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah
sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan peta).
· Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.
· Cari
tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan
daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.
B. Orientasi Medan
Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:
Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting
untuk
dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu
menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan
pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita,
yaitu
a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah :
· Lihat
dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti
puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
· Lakukan
orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta.
Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang
terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan
adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut
peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)
· Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
· Lakukan
hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar
maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.
· Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.
Resection
dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik
ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan
setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.
b. Intersection
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
Lakukan
orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta.
Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui
di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah
X, dengan hasil bidikan sebesar 130′ terhadap sasaran. Maka sudut peta
adalah 130° (Azimuth).
Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
Lakukan
hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya
benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis
tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° – 150°).
Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.
Intersection
bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat
yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya
dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita
bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di
peta atau di garis pantai, dan sebagainya.
2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas
Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah a. Matahari Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur, b. Bintang
Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain
Bintang
Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan
barat c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara
lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara – selatan Masjid
menghadap kearah barat – timur
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.
Jika
kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat
dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan,
Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah
+ Puncak-puncak bukit
+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit
+ Percabangan sungai
+ Patahan tebing
+ Waterfall (air terjun)
Untuk
selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu
berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah
:”Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak
tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai
atau lembah atau berpindah punggungan bukit”.
Teknik ini
sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah
dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi
rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.
Cara melakukan passing kompas adalah
+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.
+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.
+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.
+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.
+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).
Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas.
KALIBRASI KOMPAS
Kahbrasi kompas merupakan standarisasi antara satu kompas dengan kompas lain yang sudah dikalibrasi atau lebih akurat. Contoh, kita akan mengkalibrasi dua buah kompas, yaitu A dan B, kemudian kita akan menggunakan kompas C sebagai kompas standar. Untuk sasaran bidikan kita gunakan Bukit X.
I angkah I : bidikkan kompas C ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya (misal 45°)
I angkah ll : Bidikkan kompas A dan B ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya, misal A = 47° dan B = 42°
Maka kalibrasi kompas A adalah : 47° – 45° = 20 (selisih), jadi untuk hash bidikan kompas A di medan harus dikurangi 2°, karena hasil bidikannya kelebihan 2° dari kompas standar (kompas C). Sedangkan kalibrasi kompas B adalah : 45° – 42° _ 30 (selisih), jadi untuk hasil bidikan kompas B di medan harus dikurangi 3°, karena hasil bidikannya kelebihan 3~’ dari kompas standar (kompas C).
Catatan
Untuk menghidari terjadinya penyimpangan sudut kompas pada ikhtilafnya maka harus dihindarkan dari
1. Senjata berat, sejauh 60 meter
2. Senjata ringan, sejauh 40 meter
3. Pagar kawat, sejauh 10 meter
4. Parang, pisau dan logam kecil lainya,