Tuesday, 23 June 2015
- PATAH TULANG / FRAKTUR
DEFINISI
Terputusnya jaringan yang disebabkan
oleh benturan / gesekan yang mengakibatkan sakit bila di gerakan
CIDERA OTOT RANGKA
Alat gerak yang terdiri dari tulang,
sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau
gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya
pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.
Gangguan yang paling sering dialami
pada cedera otot rangka adalah Patah tulang. Pengertian patah tulang ialah
terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
PENYEBAB
Pada dasarnya tulang itu merupakan
benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau
batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah.
CEDERA DAPAT TERJADI SEBAGAI AKIBAT :
- Gaya langsung.
Tulang langsung menerima gaya yang
besar sehingga patah.
- Gaya tidak langsung.
Gaya yang terjadi pada satu bagian
tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah,sehingga akhirnya
bagian lain inilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak
mengalami cedera berarti.
- Gaya puntir.
Selain gaya langsung, juga tulang dapat
menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering terjadi pada lengan.
Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang
berhubungan dengan patah tulang.
Ini dapat memberikan gambaran kasar
kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi.
GEJALA DAN TANDA PATAH TULANG
Mengingat besarnya gaya yang
diterima maka kadang kasus patah tulang gejalanya dapat tidak jelas. Beberapa
gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang :
- Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Seeing merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Cara yang paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi yang sehat.
- Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.
- Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera.
- Terdengar suara berderak ( kripitus ) pada daerah yang patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera tersebut).
- Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
PEMBAGIAN PATAH TULANG
Berdasarkan kedaruratannya patah
tulang dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Patah tulang terbuka
2. Patah tulang tertutup
2. Patah tulang tertutup
Yang membedakannya adalah lapisan
kulit di atas bagian yang patah. Pada patah tulang terbuka, kulit di permukaan
daerah yang patah terluka. Pada kasus yang berat bagian tulang yang patah
terlihat dari luar. Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan dengan
mudah sampai ke tulang, sehingga dapat terjadi infeksi tulang. Patah tulang
terbuka termasuk kedaruratan segera.
PERTOLONGAN CEDERA ALAT GERAK
- Lakukan penilaian dini.
- Lakukan pemeriksaan fisik.
- Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita.
- Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
- Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.
- Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai.
- Lakukan pembidaian.
- Kurangi rasa sakit.
- Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa.
- Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
- Istirahatkan bagian yang cedera.
- Kompres es bagian yang cedera (khususnya pada patah tulang tertutup).
- Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.
- PEMBIDAIAN
Penanganan patah tulang yang paling
utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan
dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.
TUJUAN
PEMBIDAIAN
- Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.
- Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
- Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
- Mengurangi rasa nyeri.
- Mempercepat penyembuhan
EBERAPA MACAM JENIS BIDAI
1.
Bidai Keras. Umumnya terbuat dari kayu,
alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya
merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat.
Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara,
bidai vakum.
2.
Bidai Traksi. Bidai bentuk jadi dan bervariasi
tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih
khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha.
3.
Bidai Improvisasi. Bidai yang dibuat dengan bahan yang
cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan
yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan
lain-lain.
4.
Gendongan / Belat dan Bebat. Pembidaian
dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan
memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan.
PEDOMAN UMUM PEMBIDAIAN
Membidai dengan bidai jadi ataupun
improvisasi, haruslah tetap mengikuti pedoman umum. Adapun pedoman – pedoman
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
- Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita.
- Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada.
- Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya.
- Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukan pembidaian.
- Siapkan alat-alat selengkapnya.
- Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan.
- Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.
- Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan penderita yang sehat.
- Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya.
- Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.
- Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.
- Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
- Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
- Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.
- Jangan membidai berlebihan.
Post a Comment