Tuesday, 23 June 2015



KERACUNAN
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi  toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan.
  • BAHAN PENYEBAB KERACUNAN
Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain :
  1. Bahan kimia umum ( Chemical toxicants ) yang terdiri dari berbagai golongan, seperti pestisida ( organoklorin, organofosfat, karbamat ), golongan gas ( nitrogen, metana, karbon monoksida, klor ), golongan logam (timbal, posfor, air raksa, arsen), golongan bahan organik ( akrilamida, anilin, benzena toluene, vinil klorida fenol ).
  2. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup ( Biological toxicants ) mis : sengatan serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll.
  3. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri ( Bacterial toxicants ) mis : Bacillus cereus, Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll.
  4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan ( Botanical toxicants ) mis : jamur amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung dll,
    • CARA TERJADINYA KERACUNAN PADA MANUSIA
–          Sengaja bunuh diri
–          Keracunan tidak di sengaja
    • JALUR MASUK RACUN KE TUBUH MANUSIA
–          Keracunan melalui mulut / alat pencernaan
–          Keracunan melalui pernapasan
–          Keracunan melalui kulit
–          Keracunan melalui suntikan atau gigitan
    • GEJALA DAN TANDA KERACUNAN SECARA UMUM
–          Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
–          Penurunan respon
–          Gangguan pernapasan
–          Nyeri kepala,pusing gangguan penglihatan
–          Mual muntah, Kejang – kejang
–          Lemas , lumpuh, kesemutan
–          Pucat perubahan warna pada lidah,Bibir
    • GEJALA DAN TANDA KERACUNAN SECARA KHAS
1.    Keracunan melalui mulut :
–            Mual , muntah
–            Nyeri perut
–            Diare
–            Napas / mulut berbau
–            Suara parau nyeri saluran cerna ( Mulut dan kerongkongan )
2.    Keracunan melalui pernapasan :
–  Sesak napas
–  Napas berbau
–  Perubahan warna pada bibir lidah dan kuping telinga
3.    Keracunan melalui kulit :
Daerah kontak berwarna kemerahan , nyeri, melepuh, dan meluas.
Banyak sekali gejala dan tanda tanda keracunan yang mirip dengan gejala atau tanda dari suatu penyakit, seperti kejang, stroke dan reaksi insulin. Seseorang yang telah mengalami keracunan kadang dapat diketahui dengan adanya gejala keracunan.
Gejala gejala keracunan tersebut secara umum dapat berupa gejala non spesifik dan spesifik, namun kadang kadang sulit untuk menentukan adanya keracunan hanya dengan melihat gejala gejala saja. Perlu dilakukan tindakan untuk memastikan telah terjadi keracunan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemerikasaan laboratorium ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan periodik urin, tinja, darah, kuku, rambut dan lain lain.
Bila dicurigai telah terjadi keracunan bahan kimia atau obat-obatan, maka perlu diidentifikasi tanda dan gejala yang muncul seperti tersebut dibawah ini ;
  1. Luka bakar atau kemerahan di sekitar mulut dan bibir yang mungkin akibat menelan bahan kimia korosif.
  2. Bau napas seperti bau bahan kimia, contoh bensin, minyak tanah dan cat.
  3. Adanya bercak atau bau bahan pada tubuh korban, baik pada pakaian atau pada furnitur, pada lantai atau objek disekitar korban.
  4. Tempat obat yang telah kosong atau adanya tablet / pil yang berserakan.
  5. Muntah, mulut berbuih, sulit bernapas, rasa kantuk yang berat, kebingungan atau gejala lain yang tidak diharapkan.
  • USAHA USAHA PENCEGAHAN TERJADINYA KERACUNAN
Usaha usaha pencegahan keracunan perlu dilakukan di tempat dimana bahan bahan kimia tersebut sering digunakan. Rumah tangga merupakan salah satu tempat penggunaan produk produk industri, sehingga perlu dilakukan langkah langkah praktis untuk pencegahan terjadinya keracunan, disamping itu pada tempat tempat kerja baik pada industri kecil ( home industri ) maupun industri besar merupakan tempat utama terdapatnya bahan bahan kimia baik sebagai bahan baku maupun sebagai hasil produk dari industri yang siap diedarkan kepada masyarakat.

    • PENANGANAN KERACUNAN SECARA UMUM
1.    Cari tau jenis racun yang mengenainya.
2.    Pengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan
3.    Pengamanan penderita dan penolong bila berada di daerah dengan gas beracun
4.    Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan
5.    Bila racun melalui jalur kontak maka buka baju penderita dan bersihkan sisa bahan racun bila ada lalu bilaslah daerah yang terkena dg air
6.    Pantaulah tanda vital
7.    Awasi jalan napas , terutama bila respon menurun atau penderita muntah
8.    Beri oksigen bila ada sesuai dengan ketentuan , khususnya pada keracunan melalui udara
9.    Rujuk ke rumah sakit
    • ZAT / OBAT PELUNAK RACUN
1.      Putih Telur ( 60 – 100 cc )
2.      Susu, Air Putih
3.      Larutan Tepung Kanji atau Tepung Beras
4.      Mentega
5.      Norit ( Bubuk Arang Batok Kelapa )
6.      Minyak Tumbuh – tumbuhan
7.      Parafin Cair
Catatan : Minyak dan Mentega tidak untuk keracunan obat serangga.
    • ZAT – ZAT PERANGSANG MUNTAH
1.      Garam Dapur, 1 – 2 sendok makan dalam 1 gelas air.
2.      Mustard, 1 – 2 sendok makan dalam 1 gelas air.
3.      Soda Kue.





KERACUNAN MAKANAN
  • PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN MAKANAN SECARA UMUM
  1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
  2. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setia jamnya.
  3. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternative jika norit tidak tersedia.
  4. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi
  5. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
    • KERACUNAN SINGKONG ATAU KARA BENGUK.
Diatasi dengan minum air kelapa hijau yang diberi sedikit garam. Dapat juga dicampur gula kelapa.
    • KERACUNAN JAMUR.
Untuk mengobatinya minumlah sebutir telur ayam yang sudah dikocok. Berikan juga santan kental atau air kelapa hijau satu gelas.
    • KERACUNAN MAKANAN BUSUK.
Misalnya daging kalengan. Berikan norit dan usahakan agar muntah.
    • KERACUNAN MAKANAN LAUT.
Usahakan agar penderita muntah, lalu minumkan air kelapa hijau. Supaya cepat muntah, penderita minum telur mentah yang sudah dikocok atau susu sapi mentah.
    • KERACUNAN DAGING ATAU IKAN BUSUK.
Minumlah segelas santan kelapa yang kental. Susul dengan minum air kelapa muda. Dapat juga ditambahkan 20 g kaolin pada air kelapa tersebut.
    • KERACUNAN JENGKOL
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.
  • Ø Tanda dan Gejala :
  1. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol
  2. Sakit pinggang yang diserta sakit perut
  3. Nyeri waktu buang air kecil
  4. Buang air kecil disertai darah.
  • Ø Pertolongan Pertama:
  1. Minum air putih yang banyak
  2. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilang-kan rasa sakitnya.
  3. Segera kirim ke puskesmas / rumah sakit
KERACUNAN BAHAN KIMIA / OBAT-OBATAN

  • PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN BAHAN KIMIA / OBAT – OBATAN SECARA UMUM
  1. Usahakan agar dimuntahkan kembali, kecuali asam basa.
  2. Berikan oksigen atau pernapasan buatan jika perlu.
  3. Lakukan pembilasan lambung
  4. Berikan obat pelunak racun
  5. Selimuti korban
  6. Bawa ke RS
  • ZAT/OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA KERACUNAN OBAT / BAHAN KIMIA SECARA KHUSUS
A.  Keracunan Asam Keras
1.   Larutan encer soda kue dalam air
2.   100 gr kapur tulis dilarutkan dalam air
3.   Serpihan tembok dilarutkan dalam air
4.   Larutan sabun dalam air
5.   Larutan Kalsium Hidroksida (Ca OH) atau Lime Water 200 cc.
B.  Keracunan Basa Keras
1.   Cuka Dapur 100 – 200 cc
2.   Air jeruk 100 – 200 cc
3.   Asam Chlorida ( Hcl ) 100 – 200 cc

    • KERACUNAN ASETAMINOFEN
Lebih dari 100 jenis produk yang mengandung asetaminofen bisa dibeli secara bebas, tanpa resep dokter. Sediaan untuk anak-anak tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan kapsul. Asetaminofen bisa ditemukan dalam beberapa obat berikut:
* Tylenol
* Anacin-3
* Liquiprin
* Panadol
* Tempra.
      • Kandungan asetaminofen dalam beberapa jenis  obat dan kekuatannya:
1.   Supositoria (tablet/kapsul yang dimasukkan ke dalam anus atau vagina) : 120 mg, 125 mg, 300 mg, 600 mg
Tablet kunyah : 80 mg
Kekuatan normal : 325 mg
Kekuatan ekstra : 500 mg
2.   Elixir: 325 mg/sendok teh, 160 mg/sendok teh, 120 mg/ sendok teh
Sirup : 160 mg/sendok teh, 130 mg/sendok teh
Obat tetes : 100 mg/mL, 120 mg/2,5 mL
Asetaminofen adalah obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Sejumlah besar asetaminofen akan melebihi kapasitas kerja hati, sehingga hati tidak lagi dapat menguraikannya menjadi bahan yang tidak berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu zat racun yang dapat merusak hati. Keracunan asetaminofen pada anak-anak yang belum mencapai masa puber, jarang berakibat fatal. Pada anak-anak yang berumur lebih dari 12 tahun, overdosis asetaminofen bisa menyebakban kerusakan hati.
      • Tanda dan Gejala keracunan asetaminofen terjadi melalui 4 tahapan:
1.  Stadium I ( beberapa jam pertama ) : belum tampak.
2.  Stadium II ( setelah 24 jam ) : mual dan muntah; hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa hati tidak berfungsi secara normal.
3.  Stadium III ( 3 – 5 hari kemudian ) : muntah terus berlanjut; pemeriksaan menunjukkan bahwa hati hampir tidak berfungsi, muncul gejala kegagalan hati.
4.  Stadium IV ( setelah 5 hari ) : penderita membaik atau meninggal akibat gagal hati.
      • Tanda dan Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
–       Berkeringat
–       Kejang
–       Nyeri atau Pembengkakan di daerah lambung
–       Nyeri atau Pembengkakan di perut bagian atas
–       Diare
–       Nafsu makan berkurang
–       Mual dan/atau muntah
–       Rewel
–       Koma.
Tanda dan Gejala mungkin baru timbul 12 jam atau lebih setelah mengkonsumsi asetaminofen. Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikan sirup ipekak untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung.
    • KERACUNAN ASPIRIN (ASETOSAL)
Aspirin atau obat yang mirip dengan Aspirin (salisilat) biasanya tidak dianjurkan diberikan  kepada anak-anak dan remaja karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye. Tetapi pada penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid juvenil) pemberian Aspirin kepada anak-anak / remaja dibenarkan / diperlukan. Aspirin ditemukan pada:
* Aspirin
* Ecotrin
* Anacin (kaplet dan tablet)
* Alka Seltzer
* Bufferin.
Overdosis Aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum Aspirin dosis tinggi selama beberapa hari biasanya lebih berat. Bentuk salisilat yang paling beracun adalah minyak wintergreen (metil salisilat), yang merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat. Seorang anak dapat meninggal karena menelan kurang dari 1 sendok teh metil salisilat murni.
Tanda dan Gejala awal dari salisilisme adalah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang cepat, hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang. Anak menjadi mengantuk, mengalami kesulitan dalam bernafas dan pingsan. Kadar Aspirin yang tinggi dalam darah menyebabkan anak menjadi sering berkemih, dan hal ini bisa menyebabkan dehidrasi.
Untuk pertolongan pertama dilakukan pengurasan lambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaan sadar, diberikan arang aktif melalui mulut atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung. Untuk mengatasi dehidrasi ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin ( susu maupun jus buah ). Untuk dehidrasi yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus. Demam diatasi dengan kompres hangat. Kadar yang bisa menimbulkan keracunan adalah 150-300 mg/kg berat badan. Berikan susu atau santan kelapa. Usahakan agar muntah.
    • KERACUNAN BAHAN KAUSTIK
Yang dimaksud dengan bahan kaustik adalah asam dan alkali kuat. Bahan kaustik (jika tertelan) bisa menyebabkan luka bakar dan secara langsung menyebabkan kerusakan pada mulut, kerongkongan serta lambung.
Beberapa keperluan rumah tangga yang mengandung bahan kaustik adalah pembersih jamban dan sabun pencuci piring; beberapa diantaranya mengandung bahan kaustik yang paling berbahaya, yaitu natrium hidroksida dan asam sulfat. Bahan tersebut terdapat dalam bentuk padat maupun cair. Pada sediaan padat, rasa panas yang ditimbulkan menempel pada permukaan yang lembab sehingga anak segera berhenti memakannya. Sedangkan sediaan cair tidak menempel, lebih mudah ditelan dan bisa menyebabkan kerusakan pada seluruh bagian kerongkongan.
Tanda dan gejala yang terjadi biasanya segera timbul nyeri dan sifatnya bisa berat. Daerah yang terbakar menjadi bengkak dan menelan menimbulkan nyeri. Pernafasan menjadi dangkal, dengan denyut nadi yang cepat dan lemah. Kadang pembengkakan menyebabkan tersumbatnya saluran udara. Sering terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).
Bahan kaustik menyebabkan kerusakan pada dinding kerongkongan atau lambung. Satu minggu atau lebih setelah keracunan, pada dinding kerongkongan maupun lambung yang mengalami kerusakan bisa terjadi perforasi (pembentukan lubang), yang kemungkinan disebabkan oleh muntah maupun batuk. Anak yang berhasil melalui masa awal kerusakan pada akhirnya bisa meninggal akibat infeksi karena bahan kaustik dari kerongkongan merembes ke dalam rongga dada. Meskipun pada awalnya hanya menimbulkan gejala yang rignan, tetapi beberapa minggu kemudian bisa terjadi penyempitan pada kerongkongan.
Pada kasus berat dengan bahan kaustik yang sangat kuat, kematian terjadi akibat:
–          tekanan darah yang sangat rendah
–          penyumbatan saluran pernafasan
–          perforasi kerongkongan
–          kerusakan jaringan
–          peradangan paru-paru.
Untuk melarutkan bahan kaustik, sebaiknya anak diberikan minum sebanyak mungkin, yang terbaik adalah minum susu. Susu tidak hanya bersifat melindungi dan melembutkan selaput lendir, tetapi juga merupakan pengganti dari protein jaringan yang merupakan target dari bahan kaustik. Jika minum susu, berikan tablet kapur. Cuci perut dengan garam inggeris.
Baju yang terkena bahan kaustik segera dilepas dan kulit yang terkena segera dicuci bersih. Sebaiknya tidak dilakukan perangsangan muntah dan pengurasan lambung karena bisa memperburuk kerusakan yang telah terjadi. Antibiotik diberikan jika anak mengalami demam atau terdapat tanda-tanda perforasi kerongkongan. Pada kasus yang ringan, anak didorong untuk minum sebanyak mungkin cairan. Jika anak tidak mau minum, cairan bisa diberikan melalui infus.
    • KERACUNAN TIMAH HITAM
Keracunan timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang gejalanya kambuh secara periodik. Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal progresif pada dewasa). Timah hitam ditemukan pada
* Pelapis keramik
* Cat
* Batere
* Solder
* Mainan.
  • Pemaparan oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara  :
–       Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam
–       Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut
–       Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
–       Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian
–       Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
–       Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan
–       Minum wiski atau anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam
–       Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam
–       Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun penekan debu).
Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.
Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
–          Muntah menyembur yang berlangsung terus menerus
–          Berjalan goyah/limbung
–          Kejang
–          Linglung
–          Mengantuk
–          Kejang yang tak terkendali dan koma.
Pada dewasa, serangkaian gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.
Gejala kerusakan otak tersebut terutama terjadi akibat pembengkakan otak. Baik pada anak-anak maupun dewasa bisa terjadi anemia. Beberapa gejala bisa menghilang secara spontan, tetapi jika kembali terjadi pemaparan oleh timah hitam, gejalanya akan kembali memburuk.
Resiko tinggi ditemukan pada anak-anak yang tinggal di rumah tua / lama yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam.
Kapsul succimer akan berikatan dengan timah hitam dan membantu melarutkannya di dalam cairan tubuh sehingga dapat dibuang ke dalam air kemih. Efek sampingnya adalah ruam kulit, mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, terasa logam di mulut dan kelainan pada fungsi hati (kadar transaminase).
Pemulihan sempurna mungkin memerlukan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan kemungkinan akan meninggalkan efek saraf yang permanen. Setelah mengalami keracunan timah hitam, sistem saraf dan otot bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Sistem pembuluh darah dan ginjal juga bisa mengalami gangguan. Anak yang bertahan hidup bisa mengalami kerusakan otak yang permanen.
    • KERACUNAN ZAT BESI
Sejumlah besar zat besi bisa menyebabkan diare, muntah, peningkatan jumlah sel darah putih dan kadar gula darah yang tinggi. Jika dalam waktu 6 jam pertama tidak timbul gejala dan kadar zat besi di dalam darah rendah, maka kecil kemungkinan terjadinya keracunan. Zat besi ditemukan pada:
* Fero-sulfat (Feosol, Slow Fe)
* Fero-glukonat (Fergon)
* Fero-fumarat (Femiron, Feostat)
* Suplemen mineral
* Suplemen vitamin.
  • Gejala overdosis zat besi biasanya terjadi melalui beberapa  tahap:
1.   Stadium 1 ( dalam waktu 6 jam )
–          muntah
–          rewel
–          diare
–          nyeri perut
–          kejang
–          mengantuk
–          penurunan kesadaran
–          perdarahan lambung (gastritis hemoragika) akibat iritasi saluran pencernaan.
Jika kadar zat besi di dalam darah tinggi, juga bisa terjadi:
–          pernafasan dan denyut nadi cepat
–          tekanan darah rendah
–          peningkatan keasaman darah.
Tekanan darah yang sangat rendah atau penurunan kesadaran selama 6 jam pertama menunjukkan bahwa keadaannya sangat serius.
2.   Stadium 2 (dalam waktu 10-14 jam)
terjadi perbaikan semu yang berlangsung selama 24 jam.
3.   Stadium 3 (antara 12-48 jam).
Bisa terjadi syok (tekanan darah sangat rendah), aliran darah ke jaringan berkurang dan kadar gula darah turun. Kadar zat besi dalam darah mungkin normal, tetapi pemeriksaan menunjukkan adanya kerusakan hati.
Gejala lainnya adalah:
–            demam
–            peningkatan jumlah sel darah putih
–            kelainan perdarahan
–            kelainan konduksi listrik di jantung
–            disorientasi
–            gelisah
–            mengantuk
–            kejang
–            penurunan kesadaran.
–            Bisa terjadi kematian.
4.   Stadium 4 (setelah 2-5 minggu)
Bisa terjadi komplikasi seperti penyumbatan usus, sirosis atau kerusakan otak. Jika hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar zat besi yang rendah, dilakukan observasi selama 6 jam dan jika tidak timbul gejala, anak tidak perlu dirawat. Jika kadar zat besi tinggi atau timbul gejala, maka anak perlu dirawat.
Di rumah sakit dilakukan pengurasan lambung. Digunakan arang aktif, meskipun tidak banyak menyerap zat besi. Mungkin perlu dilakukan pencucian usus untuk membuang zat besi.
Resiko kematian pada anak yang mengalami syok dan kesadarannya menurun adalah sebesar 10%. Kematian bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 minggu setelah keracunan, tetapi jika dalam waktu 48 jam gejala-gejalanya telah hilang, maka akan terjadi pemulihan sempurna.
    • KERACUNAN HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon banyak ditemukan di dalam minyak bumi, gas alam dan batubara. Keracunan hidrokarbon biasanya terjadi karena anak menelan hasil penyulingan minyak bumi, seperti bensin, minyak tanah, pengencer cat dan hidrokarbon terhalogenasi (misalnya karbon tetraklorida yang banyak ditemukan di dalam larutan dan pencair dry-cleaning atau etilen diklorida).
Kematian banyak terjadi pada remaja yang dengan sengaja menghirup atsiri. Sejumlah kecil bahan tersebut (terutama dalam bentuk cairan yang mudah mengalir) bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Cairan yang lebih kental, yang digunakan pada semir furnitur, sangat berbahaya karena bisa menyebabkan iritasi dan pneumonia aspirasi yang berat.
Gejalanya terutama menyerang paru-paru dan usus; pada kasus yang sangat berat juga menyerang otak. Tandanya pada awalnya anak mengalami batuk dan tersedak, kemudian pernafasan menjadi cepat. Kulitnya tampak kebiruan karena berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Selanjutnya terjadi muntah dan batuk yang menetap disertai megap-megap.
Pada anak yang lebih besar, sebelum terjadinya muntah, mereka mengeluh merasa terbakar / panas di lambung. Gejala neurologis meliputi mengantuk, koma dan kejang. Gejala yang lebih berat ditemukan pada anak yang telah menelan cairan yang lebih encer, minyak anjing laut mineral atau hidrokarbon halogenasi (misalnya karbon tetraklorida).
Jika anak berada dalam keadaan sadar, segera minum segelas susu untuk melarutkan bahan yang tertelan dan mengurangi peradangan lambung. Jika terdapat tanda-tanda pneumonia (misalnya pernafasan cepat, denyut jantung cepat atau batuk), anak harus dibawa ke rumah sakit. Jika terjadi pneumonia diberikan terapi oksigen, ventilator, cairan infus dan pengawasan ketat.
    • KERACUNAN ALKOHOL
Usahakan agar muntah, setelah muntah berikan kopi pahit dan kompres kepalanya dengan es.
    • KERACUNAN OBAT TIDUR (VALIUM, VERONAL).
Minumkan air sebanyak-banyaknya, usahakan agar ia muntah. Berikan norit dan garam inggeris sebagai pencuci perut.
    • KERACUNAN ARSEN/RACUN TIKUS
  • Ø Gejala keracunan arsen / racun tikus :
  1. Perut dan tenggorokan terasa terbakar
  2. Muntah, mulut kering
  3. Buang air besar seperti air cucian beras.
  4. Nafas dan kotoran berbau bawang
  5. Kejang / syok
  • Ø Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :
  1. Usahakan agar dimuntahkan
  2. Beri minum hangat /susu atau larutan norit
  3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit
    • KERACUNAN PESTISIDA.
Konsumsi air kelapa hijau yang diberi garam dapur. Usahakan agar muntah dengan cara memasukkan jari bersih ke kerongkongan
    • GIGITAN ULAR
  • Ø Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas atau bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic, kardiovaskuler, sistem pernapasan mungkin terpengaruh.
  • Ø Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatkan korban dan memberikan ketenangan agar detak jantung normal, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan, membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh dibawah tinggi jantung. Es atau torniket tidak digunakan.

Welcome to our Blog

Pramuka Update

Popular Post

- Copyright © Dewan Kerja Ranting Bendosari -All Rights Reserved- Powered by Blogger - Designed by dkr bendosari -

Notifikasi :

1. Baca Basmallah.

2. Klik 2x untuk memilih menu

3. Selamat Mencari Ilmu.

4. Maaf jika ada kekurangan.

5. Semoga Bermanfaat.

............

Admin